Selasa, 29 Juni 2010

Cilengkrang : Mengemas Potensi Lokal Ke Akses Global


Potensi lokal Kecamatan Cilengkrang, cukup ”menggugah selera” stake holder, terlebih bagi pemerintah, investor, dan lembaga. Potensi lokal Cilengkrang, mencakup kandungan-kandungan sumber daya : alam, SDM, infratstruktur, sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan. Dan tak ketinggalan, juga semangat kebersamaan warga untuk mewujudkan “Repeh-Rapih-Kertaraharja” Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Peternakan, tercatat sebagai salah satu potensi lokal Cilengkrang yang sangat prospektif dari aspek bisnis. Sekitar 150 ribuan masyarakat mengelola sektor peternakan secara produktif, yang meliputi : 3.000-an sapi perah, 100-an sapi, 40-an kerbau, 100-an kambing, 1.700-an domba, 20-an kuda, 160 ribuan ayam, 100-an itik, 50-an kelinci, dan sebagainya.


Bio-gas Dan Bio-energy Listrik

Budidaya 3.000-an sapi perah menghasilkan susu segar alami yang dapat dinikmati masyarakat lokal. Limpahan susu segar alami ini, perlu ditopang dengan “sentuhan teknologi” bagi proses bisnis yang lebih “menggiurkan”. Antara lain, promosi melalui media elektronik (internet, facebook, blog, YM, dan sejenisnya), sehingga memiliki akses global bagi chanelling investasi sekaligus peningkatan performansi pemda.


Akses global menjadi urgent, berkaitan dengan telah dapat diolah

dan dimanfaatkannya limbah (kotoran) sapi menjadi bio-gas dan bio-energy (listrik) oleh masyarakat lokal Cilengkrang. Prestasi membanggakan ini, merupakan salah satu wujud nyata kepedulian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung melalui aplikasi teknologi tepat guna bagi kemaslahatan publik.

Sebelumnya, LIPI-Bandung juga telah memelopori Alat Pengukur Curah Hujan (APCH) secara online untuk pertama kalinya di Indonesia. Peneliti Inggris, bahkan meluangkan waktu untuk mengunjungi Cilengkrang karena menilai APCH online ini, perlu mendapatkan perhatian dan dukungan berbagai pihak, semata-mata untuk kepentingan publik.

Penyelenggaraan APCH online ini, merupakan wujud kerja sama yang harmonis antara LIPI-Bandung, Kecamatan Cilengkrang, Politeknik Pos Indonesia, dan RT-Net-Kapelima.com. Masing-masing mewakili dari unsur-unsur : Lembaga, Pemda, Dunia Pendidikan, dan Komunitas ICT warga Cilengkrang. Dari simpul inilah, kiranya, akses global dapat dikembangkan lebih intensif dan luas untuk mengemas potensi-potensi lokal Cilengkrang.


Potensi Perkebunan

Simpul kerja sama antara stake holders : pemerintah, lembaga, industri, masyarakat, mutlak diperlukan bagi realisasi dan pengembangan potensi lokal suatu wilayah, dimana pun. Sinergitas, integrasi, dan konvergensi antar stake holders, menjadi syarat utama yang pertama, bagaimana menciptakan value added terhadap produk-produk lokal.

Bentuk wilayah Cilengkrang yang didominasi oleh perbukitan (60 persen) dan pegunungan (40 persen) merupakan local natural resources bagi produk-produk yang memiliki karakteristik pada sektor agraris (pertanian dan perkebunan) dan sumber daya air.

Potensi lahan garapan sektor pertanian dan perkebunan di wilayah adminstratif Cilengkrang yang dapat digarap secara produktif, mencakup : persawahan (200 ha dengan produksi 1.000-an ton padi), jagung (160-an ha dengan produksi 600-an ton), ketela (160-an ha dengan produksi 1.500-an ton), kacang (30-an ha dengan produksi 70-an ton), cengkeh (10 ha), tembakau (30 ha), kelapa (12 ha), dan kopi (40 ha).

Jalinan dan metode sinergitas, integrasi, dan konvergensi antar stake holders (pemerintah, lembaga, industri, dan masyarakat), memerlukan ”terobosan” yang konstruktif agar potensi-potensi lokal memiliki value added yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan nilai tambah tersebut, dapat ditempuh melalui, antara lain, sertifikasi pelatihan-pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan yang appicable (teknis) maupun implementable (social engineering).


Pendidikan Dan Infrastruktur ICT

Beberapa waktu yang lalu, training di bidang Information and Communication Technology dan Warung Masyarakat Informasi (ICT dan Warmasif), pernah diselenggarakan di Kecamatan Cilengkrang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pos Indonesia (LPPM-Poltekpos).

Kerja sama ini merupakan penguatan terhadap infrastruktur ICT yang telah dibangun oleh Komunitas ICT Cilengkrang yang menghubungkan secara online antara Kecamatan dan enam (6) Desa yang tersebar di Cilengkrang. Pada tahap berikutnya, jaringan online ini dapat diperkaya dengan content-content lokal secara online di masing-masing wilayah administratif (Desa, RW, dan RT) sehingga dapat men-stimulir terwujudnya Desa Online (Tulisan : ”Meretas Konsep Desa Mendunia”, Pikiran Rakyat, 20/1/08).

Infrastruktur Desa Online, pada waktunya, akan dapat mewujudkan layanan publik, antara lain, berupa : KTP Online, Akta Kelahiran Online, Kartu Keluarga Online, SIM Online, PBB Online, tagihan listrik-telepon-air Online (SOPP, System Online Payment Point), industri kreatif (UKM ataupun UMPM), BMT-Online, dan sebagainya. Desa Online merupakan entry point utama bagi peningkatan karakter entrepreneurship warga dan kerja sama dengan pihak ketiga, seperti industri, investor, dan lembaga/instansi lain.

Desa Online di Cilengkrang adalah tampilan nyata dari semangat Community Access Point (CAP) yang digulirkan World Summit On Informations Society (WSIS, di Jenewa, 2003) dalam upaya mewujudkan Masyarakat Informasi Dunia yang berimplikasi pada peningkatan Human Index Development (HDI) melalui aspek-aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Oleh karena itu, ke depan, lembaga/sarana/prasarana pendidikan di Cilengkrang, merupakan ”kunci”, bagaimana strategi peningkatan pembangunan, khususnya bidang SDM, di Cilengkrang dilanjutkan secara sustain (berkesinambungan). Saat ini, Cilengkrang memiliki potensi pendidikan yang mencakup : 10 TK, 6 SDN, 12 SD Inpres, 1 SMPN, 2 SMP Swasta Umum, 1 SMP Swasta Islam, 1 SMU Swasta Umum, dan 1 SMU Swasta Islam. Sekolah-sekolah ini menampung sekitar 6.000-an siswa/i yang didukung oleh sekitar 240-an guru.


Kesehatan Dan Ekonomi Warga

Pembangunan dunia pendidikan, akan berdampak positif pada respon warga terhadap aspek-aspek kesehatan dan ekonomi. Fasilitas kesehatan di Cilengkrang disediakan oleh 1 puskesmas yang diawaki oleh 2 dokter, 3 perawat, dan 8 bidan, yang melayani sekitar 14.000-an kunjungan warga per semester.

Pada aspek ekonomi, di Cilengkrang terdapat beberapa badan usaha/hukum, yang meliputi koperasi dan industri. Koperasi-koperasi tersebut memiliki ruang lingkup usaha yang berbeda, yaitu 2 Koperasi Simpan-Pinjam, 1 KUD, 4 Koperasi Produksi, 3 Koperasi Konsumtif, dan 11 Koperasi yang melakukan usaha lain-lain. Sedangkan industri di Cilengkrang mencakup 3 industri (besar dan sedang), 40-an industri kecil, 15 industri rumah tangga, 100-an warung/rumah makan, dan 320-an perdagangan.

Seluruh potensi lokal Cilengkrang, perlu dikemas secara sinergi, integral, dan konvergen oleh stake holders berbasis otoritas management dalam upaya peningkatan akses global. Bandung, Mei 2010

Sumber :
Dhanang Widijawan, Warga Cilengkrang, dalam :
http://kec-cilengkrang.web.id/berita/13/97-cilengkrang-online-babak-kedua.html

Sumber Gambar:
Perumahan di Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang Bandung, Jawa Barat, terlihat semakin padat dan merayap menuju pebukitan, Selasa (5/1/2010). Toto Sihono.
http://citizenimages.kompas.com/system/files/imagecache/citizen_600x500/files/20100105TOTO_IMAGES1111.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar